“♥♥. (`'•.¸*Rintihan Hati Seorang Muslimah* ¸.•'´) .♥♥



 Sebaik-baik wanita ialah yang tidak memandang dan tidak dipandang oleh lelaki”

Aku tidak ingin dipandang cantik oleh lelaki.Biarlah aku hanya cantik di matamu. Apalah gunanya aku menjadi idaman banyak lelaki sedangkan aku hanya bisa menjadi milikmu seorang. Aku tidak merasa bangga menjadi rebutan lelaki bahkan aku merasa terhina diperlakukan sebegitu seolah-olah aku ini barang yang bisa dimiliki sesuka hati.

Aku juga tidak mau menjadi penyebab kejatuhan seorang lelaki yang dikecewakan lantaran terlalu mengharapkan sesuatu yang tidak dapat aku berikan. Bagaimana akan kujawab di hadapan Allah kelak andai ditanya? Adakah itu sumbanganku kepada manusia selama hidup di muka bumi? Kalau aku tidak ingin kau memandang perempuan lain, aku dululah yang perlu menundukkan pandanganku. Aku harus memperbaiki dan menghias pribadiku karena itulah yang dituntut oleh Allah. Kalau aku ingin lelaki yang baik menjadi suamiku, aku juga perlu menjadi perempuan yang baik. Bukankah Allah telah menjanjikan perempuan yang baik itu untuk lelaki yang baik?

Tidak kunafikan sebagai remaja, aku memiliki perasaan untuk menyayangi dan disayangi. Namun setiap kali perasaan itu datang, setiap kali itulah aku mengingatkan diriku bahwa aku perlu menjaga perasaan itu karena ia semata-mata untukmu. Allah telah memuliakan seorang lelaki yang bakal menjadi suamiku untuk menerima hati dan perasaanku yang suci. Bukan hati yang menjadi labuhan lelaki lain. Engkau berhak mendapat kasih yang tulen.

Diriku yang memang lemah ini telah diuji oleh Allah saat seorang lelaki ingin berkenalan denganku. Aku dengan tegas menolak, berbagai macam dalil aku kemukakan, tetapi dia tetap tidak berputus asa. Aku merasa seolah-olah kehidupanku yang tenang ini telah dirampas dariku. Aku bertanya-tanya adakah aku berada di tebing kebinasaan? Aku beristigfar memohon ampunan-Nya. Aku juga berdoa agar Pemilik Segala Rasa Cinta melindungi diriku dari kejahatan.

Kehadirannya membuatku banyak memikirkan tentang dirimu. Kau kurasakan seolah-olah wujud bersamaku. Di mana saja aku berada, akal sadarku membuat perhitungan denganmu. Aku tahu lelaki yang menggodaku itu bukan dirimu. Malah aku yakin pada gerak hatiku yang mengatakan lelaki itu bukan teman hidupku kelak.

Aku bukanlah seorang gadis yang cerewet dalam memilih pasangan hidup. Siapalah diriku untuk memilih permata sedangkan aku hanyalah sebutir pasir yang wujud di mana-mana.Tetapi aku juga punya keinginan seperti wanita solehah yang lain, dilamar lelaki yang bakal dinobatkan sebagai ahli syurga, memimpinku ke arah tujuan yang satu.Tidak perlu kau memiliki wajah setampan Nabi Yusuf Alaihisalam, juga harta seluas perbendaharaan Nabi Sulaiman Alaihisalam, atau kekuasaan seluas kerajaan Nabi Muhammad Shallallahu `Alaihi Wassalam, yang mampu mendebarkan hati juataan gadis untuk membuat aku terpikat.

Andainya kaulah jodohku yang tertulis di Lauh Mahfuz, Allah pasti akan menanamkan rasa kasih dalam hatiku juga hatimu. Itu janji Allah. Akan tetapi, selagi kita tidak diikat dengan ikatan yang sah, selagi itu jangan dimubazirkan perasaan itu karena kita masih tidak mempunyai hak untuk begitu. Juga jangan melampaui batas yang telah Allah tetapkan. Aku takut perbuatan-perbuatan seperti itu akan memberi kesan yang tidak baik dalam kehidupan kita kelak.

Permintaanku tidak banyak.Cukuplah engkau menyerahkan seluruh dirimu pada mencari ridha Illahi. Aku akan merasa amat bernilai andai dapat menjadi tiang penyangga ataupun sandaran perjuanganmu. Bahkan aku amat bersyukur pada Illahi kiranya akulah yang ditakdirkan meniup semangat juangmu, mengulurkan tanganku untukmu berpaut sewaktu rebah atau tersungkur di medan yang dijanjikan Allah dengan kemenangan atau syahid itu. Akan kukeringkan darah dari lukamu dengan tanganku sendiri. Itu impianku.Aku pasti berendam airmata darah, andainya engkau menyerahkan seluruh cintamu kepadaku.

Cukuplah kau mencintai Allah dengan sepenuh hatimu karena dengan mencintai Allah,kau akan mencintaiku karena-Nya. Cinta itu lebih abadi daripada cinta biasa.Moga cinta itu juga yang akan mempertemukan kita kembali di syurga. Seorang gadis yang membiarkan dirinya dikerumuni, didekati, diakrabi oleh lelaki yang bukan muhrimnya. Cukuplah dengan itu hilang harga dirinya di hadapan Allah.Di hadapan Allah.Di hadapan Allah...

wallohua'lam bishawab... :(


♥˚°˚♥ Mampukah Aku ... ??? ♥˚°˚♥



Mampukah aku menjadi seperti Siti Khadijah?
agung cintanya pada Allah dan Rasulullah, hartanya diperjuangkan ke jalan fisabilillah, penawar hati kekasih Allah, susah dan senang rela bersama.
Dapatkah kudidik jiwa seperti Siti Aisyah?
Isteri Rasulullah yang bijak, pendorong kesusahan dan penderitaan, tiada sukar untuk dilaksanakan. Mengalir air mataku melihat pengorbanan puteri solehah Siti Fatimah, akur dlm setiap perintah, taat dengan abuyanya yang sentiasa berjuang, tiada memiliki harta dunia layaklah dia sebagai wanita penghulu syurga.
Ketika aku marah inginku intip serpihan sabar,dari catatan Siti Sarah.
Tabah jiwaku setabah jiwa umi nabi Ismail, mengendong bayinya yang masih merah, mencari air penghilang dahaga, di terik padang pasir merah, ditinggalkan suami akur tanpa bantah, pengharapan hanya pada Allah, itulah wanita bernama Siti Hajar. 
Mampukah aku jadi wanita solehah?
Mati dalam keunggulan iman, bersinar harum tersebar, bagai wanginya pusara Masyitah.
Itulah persoalan setiap wanita dalam diri masing-masing .. 
begitu sukarnya untuk menjadi wanita solehah.. 
Oleh itu, marilah kita sama-sama mencari tujuan hidup kita yang sebenarnya.

Allohu Musta'an..

Salam santun ukhwah.. ^_^

●˚˚˚♥˚˚˚Ya Alloh˚˚˚♥˚˚˚●



“ semua yang ada dilangit dan di bumi selalu meminta pada-Nya. Setiap waktu Dia dalam kesibukan” (Qs. Ar Rahman:29)
Ketika laut bergemuruh, ombak menggunung, dan angin bertiup kencang, semua penumpang kapal akan panik dan menyeru “Ya Alloh.. “
Ketika seorang tersesat digurun pasir, kendaraan menyimpang jauh dari jalurnya, dan para kafilah bingung menentukan arah perjalananya, mereka akan menyeru “Ya Alloh..”
Ketika musibah menimpa, bencana melanda, dan tragedi terjadi, mereka yang tertimpa akan selalu berseru “Ya Alloh...”
Ketika pintu-pintu permintaan telah tertutup, dan tabir-tabir permohonan digeraikan, orang-orang mendesah “Ya Alloh...”
Ketika semua cara tak mampu menyelesaikan, setiap jalan terasa menyempit, harapan terputus, dan semua jalan pintas membuntu, mereka pun menyeru “Ya Alloh...”
Ketika bumi terasa menyempit dikarenakan himpitan persoalan hidup, dan jiwa merasa tertekan oleh beban berat kehidupan yang harus di pikul, menyerulah “ Ya Alloh...”
Ku ingat Engkau saat alam begitu gelap gulita...
Dan wajah zaman berlumuran debu hitam...
Ku sebut NamaMu dengan lantang disaat fajar menjelang...
Dan fajarpun merekah seraya menebar senyuman indah...
Setiap ucapan baik, do’a yang  tulus, rintihan yang jujur, air mata yang menetes penuh keikhlasan, dan semua keluhan menggundahgulanakan hati, adalah hanya pantas ditunjukan kepada-Nya.
Setiap dini hari menjelang, tengadahkan kedua telapak tangan, julurkan lengan penuh harap, dan arahkan terus tatapan matamu kearah-Nya untuk memohon pertolongan. Ketika lidah bergerak, tak lain adalah untuk menyebut, mengingat dan berdzikir dengan nama-Nya. Dengan begitu hati akan menjadi tenang, jiwa akan damai, syaraf tak lagi menegang, dan iman kembali berkobar-kobar. Demikianlah, dengan selalu menyebut nama-Nya, keyakinan akan semakin kokoh, karena..
Artinya : “Alloh Maha Lmebut terhadap hamba-hamba-Nya...” (Qs. Asy Syura’: 19)
Alloh : Nama yang paling bagus, susunan huruf yang paling indah, ungkapan paling tulus, dan kata yang sangat berharga. J
Alloh : Milik-Nya semua kekayaan, keabadian, kekuatan, pertolongan, kemuliaan, kemampuan, dan hikmah. J
“ Milik siapakah kerajaan pada hari ini ? Milik Alloh Yang Maha Esa lagi Maha Mengalahkan” (Qs. An Nahl: 53)
Alloh : Dari-Nya semua kasih sayang, perhatian, pertolongan, bantuan, cinta dan kebaikan.
Alloh : Pemilik segala keagungan, kemuliaan, kekuatan, dan keperkasaan.
Betapapun kulukiskan keagungan-Mu dengan deretan huruf,
Kekuasaan-Mu tetap meliputi semua arwah..
Engkau yang tetap Maha Agung, sedang semua makna, akan lebur, mencair, ditengah keagungan-Mu, wahai Rabb-ku...
Ya Alloh.. gantikanlah kepedihan ini dengan kesenangan, jadikan kesedihan itu awal dari kebahagiaan, dan sirnakan rasa takut ini menjadi rasa tentram.
Ya Alloh.. dinginkan panasnya kalbu dengan salju keyakinan dan padamkan bara jiwa dengan air keimanan.
šž
Artinya : “ ... Cukuplah Alloh bagiku; tidak ada Tuhan selain Dia. Hanya kepada-Nya aku bertawakal, dan Dia adalah Tuhan yang memiliki ‘Arasy (singgasana) yang agung “ (Qs. At Taubah: 129)


_Aidh Al Qarni (La Tahzan) _
Yogyakarta, 09-04-2013
#Edisi menyemangati diri (maka ku ucapkan “La Tahzan, Innalloha ma ’ana” )

●•°˚˚°•♥•Ukhti... Luruskan Niatmu•♥•°˚˚°•●

 Matahari semakin menanjak. Membakar Madinah yang tetap riuh dengan beragam aktivitas didalamnya. Abu Hurairah memasuki pasar. Beliau menyaksikan orang-orang sibuk dengan urusan perdaganganya. Dia berdiri dan berseru, “alangkah dungunya kalian, wahai penduduk Madinah !”
“ketololan apa yang anda lihat dalam diri kami, wahai Abu Hurairah ? “
“ peninggalan Rasulullah telah dibagi-bagi. Eh kalian malah sibuk disini. Tidaklah kalian berkeinginan pergi untuk mengambil bagian kalian ?”
“ dibagikan dimana ?”
“ dimasjid “
Mereka segera bergegas kemasjid. Abu Hurairah menunggu kedatangan mereka. Ketika mereka datang wajah mereka masam. Mereka serta merta melemparkan protes, “tidak ada apa-apa dimasjid, tidak ada pembagian apa-apa !”
“ kalian tidak melihat orang-orang disana ?”
“ kami melihat tetapi tidak ada pembagian, kecuali orang sedang sholat dan mengkaji Al Qur’an, serta mendiskusikan halal haram, itu saja “
“ celakalah kalian ! itulah peninggalan Rasulullah.. “

•°˚˚°••°˚˚°• •°˚˚°••°˚˚°••°˚˚°••°˚˚°••°˚˚°••°˚˚°••°˚˚°••°˚˚°••°˚˚°••°˚˚°•
Sahabat fillah....
Kisah diatas sungguh menyindir kita. Terlebih jika melihat surutnya semangat belajar dikalangan umat. Kebanyakan orang lebih tertarik pada hal-hal kecil dan kurang membawa manfaat. Dunia entertaiment yang miskin pendidikan lebih memikat masyarakat daripada keseriusan membaca dan menelaah buku. Ngobrol dan ngegosip yang virusnya semakin dihembuskan TV, lebih dimina ti daripada mendiskusikan ilmu. Anak-anak sekolah lebih menikmati kongkow-kongkow daripada serius mengkaji suatu masalah. Mereka yang kuliah semakin dilanda pragmatisme hidup dan glamor hedonisme.

Dikampung-kampung kita menyaksikan gejala yang sama. Sekarang kita lebih kesulitan mencari-cari rumah dan masjid yang melantunkan ayat AlQur’an selepas maghrib. Kita juga kerepotan menemukan orangtua yang membimbing anak-anaknya belajarn begitu malam merambat. Sebagai gantinya kita banyak menemukan suara tv yang lebih keras dibanding azan dari pengeras suara mushola.

“janganlah engkau meremahkan suatu ilmu dalam bidang apa saja” demikian penuturan Imam Nawawi, yang menunjukan semangat generasi salafus saleh dalam menuntut ilmu. Kisah-kisah mereka sungguh luar biasa, menginspirasi, dan menggerakan pikiran kita untuk mengikutinya. Mereka memiliki tradisi belajar yang tinggi.

Merekam generasi salafus saleh dalam belajar. Sungguh motivasi yang melandasi mereka berakar dari semangat tauhid yang menghujam dalam. Mereka belajar karena mereka mengharap menjadi pribadi-pribadi yang unggul dan berakhlak serta bertakwa. Ketakwaan selalu bermuara pada amal saleh, dan amal saleh akan sempurna jika dilandasi dengan ilmu yan benar, dan ilmu hanya bisa dicapai melalui belajar.

“ lewat beberapa masa, aku menuntut ilmu dengan motivasi yang salah. Padahal, ilmu tidak mau dituntut kecuali karena Allah “ demikian Imam Al Ghazali telah mengingatkan kita. Sungguh yang kita perlukan saat ini adalah mengembalikan tradisi belajar yang telah menjadi fondasi peradaban islam itu kedalam hidup kita. Sebuah tradisi yang berangkat dari semangat kenabian.
Semoga kita tercatat sebagai bagian dari generasi lisana sidqin (lisan kejujuran). Wallahul Musta’an..
Semoga bermanfaat,
Salam santun ukhwah  •°˚˚°•

“♥♥. (`'•.¸*Rintihan Hati Seorang Muslimah* ¸.•'´) .♥♥



 Sebaik-baik wanita ialah yang tidak memandang dan tidak dipandang oleh lelaki”

Aku tidak ingin dipandang cantik oleh lelaki.Biarlah aku hanya cantik di matamu. Apalah gunanya aku menjadi idaman banyak lelaki sedangkan aku hanya bisa menjadi milikmu seorang. Aku tidak merasa bangga menjadi rebutan lelaki bahkan aku merasa terhina diperlakukan sebegitu seolah-olah aku ini barang yang bisa dimiliki sesuka hati.

Aku juga tidak mau menjadi penyebab kejatuhan seorang lelaki yang dikecewakan lantaran terlalu mengharapkan sesuatu yang tidak dapat aku berikan. Bagaimana akan kujawab di hadapan Allah kelak andai ditanya? Adakah itu sumbanganku kepada manusia selama hidup di muka bumi? Kalau aku tidak ingin kau memandang perempuan lain, aku dululah yang perlu menundukkan pandanganku. Aku harus memperbaiki dan menghias pribadiku karena itulah yang dituntut oleh Allah. Kalau aku ingin lelaki yang baik menjadi suamiku, aku juga perlu menjadi perempuan yang baik. Bukankah Allah telah menjanjikan perempuan yang baik itu untuk lelaki yang baik?

Tidak kunafikan sebagai remaja, aku memiliki perasaan untuk menyayangi dan disayangi. Namun setiap kali perasaan itu datang, setiap kali itulah aku mengingatkan diriku bahwa aku perlu menjaga perasaan itu karena ia semata-mata untukmu. Allah telah memuliakan seorang lelaki yang bakal menjadi suamiku untuk menerima hati dan perasaanku yang suci. Bukan hati yang menjadi labuhan lelaki lain. Engkau berhak mendapat kasih yang tulen.

Diriku yang memang lemah ini telah diuji oleh Allah saat seorang lelaki ingin berkenalan denganku. Aku dengan tegas menolak, berbagai macam dalil aku kemukakan, tetapi dia tetap tidak berputus asa. Aku merasa seolah-olah kehidupanku yang tenang ini telah dirampas dariku. Aku bertanya-tanya adakah aku berada di tebing kebinasaan? Aku beristigfar memohon ampunan-Nya. Aku juga berdoa agar Pemilik Segala Rasa Cinta melindungi diriku dari kejahatan.

Kehadirannya membuatku banyak memikirkan tentang dirimu. Kau kurasakan seolah-olah wujud bersamaku. Di mana saja aku berada, akal sadarku membuat perhitungan denganmu. Aku tahu lelaki yang menggodaku itu bukan dirimu. Malah aku yakin pada gerak hatiku yang mengatakan lelaki itu bukan teman hidupku kelak.

Aku bukanlah seorang gadis yang cerewet dalam memilih pasangan hidup. Siapalah diriku untuk memilih permata sedangkan aku hanyalah sebutir pasir yang wujud di mana-mana.Tetapi aku juga punya keinginan seperti wanita solehah yang lain, dilamar lelaki yang bakal dinobatkan sebagai ahli syurga, memimpinku ke arah tujuan yang satu.Tidak perlu kau memiliki wajah setampan Nabi Yusuf Alaihisalam, juga harta seluas perbendaharaan Nabi Sulaiman Alaihisalam, atau kekuasaan seluas kerajaan Nabi Muhammad Shallallahu `Alaihi Wassalam, yang mampu mendebarkan hati juataan gadis untuk membuat aku terpikat.

Andainya kaulah jodohku yang tertulis di Lauh Mahfuz, Allah pasti akan menanamkan rasa kasih dalam hatiku juga hatimu. Itu janji Allah. Akan tetapi, selagi kita tidak diikat dengan ikatan yang sah, selagi itu jangan dimubazirkan perasaan itu karena kita masih tidak mempunyai hak untuk begitu. Juga jangan melampaui batas yang telah Allah tetapkan. Aku takut perbuatan-perbuatan seperti itu akan memberi kesan yang tidak baik dalam kehidupan kita kelak.

Permintaanku tidak banyak.Cukuplah engkau menyerahkan seluruh dirimu pada mencari ridha Illahi. Aku akan merasa amat bernilai andai dapat menjadi tiang penyangga ataupun sandaran perjuanganmu. Bahkan aku amat bersyukur pada Illahi kiranya akulah yang ditakdirkan meniup semangat juangmu, mengulurkan tanganku untukmu berpaut sewaktu rebah atau tersungkur di medan yang dijanjikan Allah dengan kemenangan atau syahid itu. Akan kukeringkan darah dari lukamu dengan tanganku sendiri. Itu impianku.Aku pasti berendam airmata darah, andainya engkau menyerahkan seluruh cintamu kepadaku.

Cukuplah kau mencintai Allah dengan sepenuh hatimu karena dengan mencintai Allah,kau akan mencintaiku karena-Nya. Cinta itu lebih abadi daripada cinta biasa.Moga cinta itu juga yang akan mempertemukan kita kembali di syurga. Seorang gadis yang membiarkan dirinya dikerumuni, didekati, diakrabi oleh lelaki yang bukan muhrimnya. Cukuplah dengan itu hilang harga dirinya di hadapan Allah.Di hadapan Allah.Di hadapan Allah...

wallohua'lam bishawab... :(


♥˚°˚♥ Mampukah Aku ... ??? ♥˚°˚♥



Mampukah aku menjadi seperti Siti Khadijah?
agung cintanya pada Allah dan Rasulullah, hartanya diperjuangkan ke jalan fisabilillah, penawar hati kekasih Allah, susah dan senang rela bersama.
Dapatkah kudidik jiwa seperti Siti Aisyah?
Isteri Rasulullah yang bijak, pendorong kesusahan dan penderitaan, tiada sukar untuk dilaksanakan. Mengalir air mataku melihat pengorbanan puteri solehah Siti Fatimah, akur dlm setiap perintah, taat dengan abuyanya yang sentiasa berjuang, tiada memiliki harta dunia layaklah dia sebagai wanita penghulu syurga.
Ketika aku marah inginku intip serpihan sabar,dari catatan Siti Sarah.
Tabah jiwaku setabah jiwa umi nabi Ismail, mengendong bayinya yang masih merah, mencari air penghilang dahaga, di terik padang pasir merah, ditinggalkan suami akur tanpa bantah, pengharapan hanya pada Allah, itulah wanita bernama Siti Hajar. 
Mampukah aku jadi wanita solehah?
Mati dalam keunggulan iman, bersinar harum tersebar, bagai wanginya pusara Masyitah.
Itulah persoalan setiap wanita dalam diri masing-masing .. 
begitu sukarnya untuk menjadi wanita solehah.. 
Oleh itu, marilah kita sama-sama mencari tujuan hidup kita yang sebenarnya.

Allohu Musta'an..

Salam santun ukhwah.. ^_^

●˚˚˚♥˚˚˚Ya Alloh˚˚˚♥˚˚˚●



“ semua yang ada dilangit dan di bumi selalu meminta pada-Nya. Setiap waktu Dia dalam kesibukan” (Qs. Ar Rahman:29)
Ketika laut bergemuruh, ombak menggunung, dan angin bertiup kencang, semua penumpang kapal akan panik dan menyeru “Ya Alloh.. “
Ketika seorang tersesat digurun pasir, kendaraan menyimpang jauh dari jalurnya, dan para kafilah bingung menentukan arah perjalananya, mereka akan menyeru “Ya Alloh..”
Ketika musibah menimpa, bencana melanda, dan tragedi terjadi, mereka yang tertimpa akan selalu berseru “Ya Alloh...”
Ketika pintu-pintu permintaan telah tertutup, dan tabir-tabir permohonan digeraikan, orang-orang mendesah “Ya Alloh...”
Ketika semua cara tak mampu menyelesaikan, setiap jalan terasa menyempit, harapan terputus, dan semua jalan pintas membuntu, mereka pun menyeru “Ya Alloh...”
Ketika bumi terasa menyempit dikarenakan himpitan persoalan hidup, dan jiwa merasa tertekan oleh beban berat kehidupan yang harus di pikul, menyerulah “ Ya Alloh...”
Ku ingat Engkau saat alam begitu gelap gulita...
Dan wajah zaman berlumuran debu hitam...
Ku sebut NamaMu dengan lantang disaat fajar menjelang...
Dan fajarpun merekah seraya menebar senyuman indah...
Setiap ucapan baik, do’a yang  tulus, rintihan yang jujur, air mata yang menetes penuh keikhlasan, dan semua keluhan menggundahgulanakan hati, adalah hanya pantas ditunjukan kepada-Nya.
Setiap dini hari menjelang, tengadahkan kedua telapak tangan, julurkan lengan penuh harap, dan arahkan terus tatapan matamu kearah-Nya untuk memohon pertolongan. Ketika lidah bergerak, tak lain adalah untuk menyebut, mengingat dan berdzikir dengan nama-Nya. Dengan begitu hati akan menjadi tenang, jiwa akan damai, syaraf tak lagi menegang, dan iman kembali berkobar-kobar. Demikianlah, dengan selalu menyebut nama-Nya, keyakinan akan semakin kokoh, karena..
Artinya : “Alloh Maha Lmebut terhadap hamba-hamba-Nya...” (Qs. Asy Syura’: 19)
Alloh : Nama yang paling bagus, susunan huruf yang paling indah, ungkapan paling tulus, dan kata yang sangat berharga. J
Alloh : Milik-Nya semua kekayaan, keabadian, kekuatan, pertolongan, kemuliaan, kemampuan, dan hikmah. J
“ Milik siapakah kerajaan pada hari ini ? Milik Alloh Yang Maha Esa lagi Maha Mengalahkan” (Qs. An Nahl: 53)
Alloh : Dari-Nya semua kasih sayang, perhatian, pertolongan, bantuan, cinta dan kebaikan.
Alloh : Pemilik segala keagungan, kemuliaan, kekuatan, dan keperkasaan.
Betapapun kulukiskan keagungan-Mu dengan deretan huruf,
Kekuasaan-Mu tetap meliputi semua arwah..
Engkau yang tetap Maha Agung, sedang semua makna, akan lebur, mencair, ditengah keagungan-Mu, wahai Rabb-ku...
Ya Alloh.. gantikanlah kepedihan ini dengan kesenangan, jadikan kesedihan itu awal dari kebahagiaan, dan sirnakan rasa takut ini menjadi rasa tentram.
Ya Alloh.. dinginkan panasnya kalbu dengan salju keyakinan dan padamkan bara jiwa dengan air keimanan.
šž
Artinya : “ ... Cukuplah Alloh bagiku; tidak ada Tuhan selain Dia. Hanya kepada-Nya aku bertawakal, dan Dia adalah Tuhan yang memiliki ‘Arasy (singgasana) yang agung “ (Qs. At Taubah: 129)


_Aidh Al Qarni (La Tahzan) _
Yogyakarta, 09-04-2013
#Edisi menyemangati diri (maka ku ucapkan “La Tahzan, Innalloha ma ’ana” )

●•°˚˚°•♥•Ukhti... Luruskan Niatmu•♥•°˚˚°•●

 Matahari semakin menanjak. Membakar Madinah yang tetap riuh dengan beragam aktivitas didalamnya. Abu Hurairah memasuki pasar. Beliau menyaksikan orang-orang sibuk dengan urusan perdaganganya. Dia berdiri dan berseru, “alangkah dungunya kalian, wahai penduduk Madinah !”
“ketololan apa yang anda lihat dalam diri kami, wahai Abu Hurairah ? “
“ peninggalan Rasulullah telah dibagi-bagi. Eh kalian malah sibuk disini. Tidaklah kalian berkeinginan pergi untuk mengambil bagian kalian ?”
“ dibagikan dimana ?”
“ dimasjid “
Mereka segera bergegas kemasjid. Abu Hurairah menunggu kedatangan mereka. Ketika mereka datang wajah mereka masam. Mereka serta merta melemparkan protes, “tidak ada apa-apa dimasjid, tidak ada pembagian apa-apa !”
“ kalian tidak melihat orang-orang disana ?”
“ kami melihat tetapi tidak ada pembagian, kecuali orang sedang sholat dan mengkaji Al Qur’an, serta mendiskusikan halal haram, itu saja “
“ celakalah kalian ! itulah peninggalan Rasulullah.. “

•°˚˚°••°˚˚°• •°˚˚°••°˚˚°••°˚˚°••°˚˚°••°˚˚°••°˚˚°••°˚˚°••°˚˚°••°˚˚°••°˚˚°•
Sahabat fillah....
Kisah diatas sungguh menyindir kita. Terlebih jika melihat surutnya semangat belajar dikalangan umat. Kebanyakan orang lebih tertarik pada hal-hal kecil dan kurang membawa manfaat. Dunia entertaiment yang miskin pendidikan lebih memikat masyarakat daripada keseriusan membaca dan menelaah buku. Ngobrol dan ngegosip yang virusnya semakin dihembuskan TV, lebih dimina ti daripada mendiskusikan ilmu. Anak-anak sekolah lebih menikmati kongkow-kongkow daripada serius mengkaji suatu masalah. Mereka yang kuliah semakin dilanda pragmatisme hidup dan glamor hedonisme.

Dikampung-kampung kita menyaksikan gejala yang sama. Sekarang kita lebih kesulitan mencari-cari rumah dan masjid yang melantunkan ayat AlQur’an selepas maghrib. Kita juga kerepotan menemukan orangtua yang membimbing anak-anaknya belajarn begitu malam merambat. Sebagai gantinya kita banyak menemukan suara tv yang lebih keras dibanding azan dari pengeras suara mushola.

“janganlah engkau meremahkan suatu ilmu dalam bidang apa saja” demikian penuturan Imam Nawawi, yang menunjukan semangat generasi salafus saleh dalam menuntut ilmu. Kisah-kisah mereka sungguh luar biasa, menginspirasi, dan menggerakan pikiran kita untuk mengikutinya. Mereka memiliki tradisi belajar yang tinggi.

Merekam generasi salafus saleh dalam belajar. Sungguh motivasi yang melandasi mereka berakar dari semangat tauhid yang menghujam dalam. Mereka belajar karena mereka mengharap menjadi pribadi-pribadi yang unggul dan berakhlak serta bertakwa. Ketakwaan selalu bermuara pada amal saleh, dan amal saleh akan sempurna jika dilandasi dengan ilmu yan benar, dan ilmu hanya bisa dicapai melalui belajar.

“ lewat beberapa masa, aku menuntut ilmu dengan motivasi yang salah. Padahal, ilmu tidak mau dituntut kecuali karena Allah “ demikian Imam Al Ghazali telah mengingatkan kita. Sungguh yang kita perlukan saat ini adalah mengembalikan tradisi belajar yang telah menjadi fondasi peradaban islam itu kedalam hidup kita. Sebuah tradisi yang berangkat dari semangat kenabian.
Semoga kita tercatat sebagai bagian dari generasi lisana sidqin (lisan kejujuran). Wallahul Musta’an..
Semoga bermanfaat,
Salam santun ukhwah  •°˚˚°•